Jadi emak emak yang belum bisa berperan as a housewife tentunya mesti banyak akal. Termasuk banyak akal dalam hal memenuhi target ngasih ASI sampai minimal 2 tahun.
Itulah saya.
Saya sudah tempel 5 sentimeter di depan jidat kalau ASI saya akan cukup untuk Mas Ishbir minimal sampai dia berusia dua tahun. Kondisi saya adalah ibu bekerja yang tentunya ingin sempurna sebagai ibu namun tetap bisa cari uang buat beli bedak. Hehehe.
Salah satu yang mesti dilakukan terkait pemberian ASI selama saya bekerja adalah memerah ASI. Dan ternyata, it is not that super simple. Saya bahkan menemukan istilah keren saat googling: manajemen laktasi.
Hmmm. Berapa SKS nih? ;)
Manajemen laktasi yang saya dapet via Google adalah mengatur stok ASIP (ASI Perahan) agar cukup untuk bayi selama ibunya bekerja. Ternyata nggak seribet yang saya pikir dan it is so smart!
Cara pertama adalah dengan mulai stok ASIP saat masih cuti. Simpan di freezer, beri tanggal perah dan tanggal kadaluarsa (6 bulan setelahnya). Saat akan mulai bekerja, lakukan simulasi seolah-olah kita sudah mulai bekerja, sehingga bayi harus minum ASIP, bukan ASI langsung. Lalu hitung berapa botol kebutuhannya setiap hari.
Cara simpan dan perah ASIP dibagi tiga.
Pertama, pemerahan di hari Senin sampai Kamis. Tiap hari diperah ASIP sebanyak kebutuhan bayi sehari, misal 4 botol, untuk disimpan di kulkas (bukan freezer) dan diminum hari selanjutnya. Misal, perahan Senin untuk diminum hari Selasa.
Kedua, pemerahan di hari Jumat, untuk menambah stok di freezer.
Ketiga, pemerahan di hari Sabtu dan Minggu adalah untuk disimpan du kulkas untuk kebutuhan minum bayi di hari Senin.
Stok ASIP dalam freezer hanya untuk kondisi darurat atau kekurangan ASIP yang diperah hari sebelumnya. Penggunaan ASIP dalam freezer, jika stok banyak maka menggunakan sistem last in first out (LIFO) dan jika stok sedikit dapat menggunakan sistem first in first out (FIFO).
Manajemen laktasi ini dilakukan agar bayi tetap dapat ASIP yang oaling fresh.
Ah, semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar