Penasaran sama novelnya udah lumayan lama, mengingat balihonya pernah gede banget mejeng di depan pintu Gramedia Plaza Semanggi selama berbulan-bulan. Apaan sih nih? Cuma karena saya mulai terlalu menjiwai peran sebagai ibu-ibu, saya mulai malas baca novel yang cinta-cintaan remaja gitu. Ih tau darimana novel ini cinta-cintaan remaja? Jelas banget sih dari covernya yang pakai ilustrasi anak berseragam SMA. Jangankan romantisme anak SMA, romantisme pasangan usia 25-an pun saya udah nggak gitu tertarik.
Tapii, kemarin mulai terusik lagi karena temen kuliah posting foto novel ini di IG-nya. Katanya suasana Bandung di novel itu bikin nostalgia. Walaupun saya kuliah di Bandung tahun 2005 dan latar belakang novel adalah Bandung tahun 1990, tapi lumayan bikin saya tertarik. Salah satu kesukaan saya membaca novel karangan orang Bandung adalah penggunaan kata yang khas Sunda Bandung banget. Dan saya nggak kecewa sih, ketika baca novel ini, celetukan khas anak-anak Bandung sukses bikin saya nostalgia inget temen-temen kuliah yang asli Bandung.
"Cuma berdua?"
"Banyakan" kujawab dengan wajah berusaha memelas.
Banyakan! Hahahhaa. Kosa kata itu saya yakin cuma keluar dari mulut orang Bandung :)
Balik lagi ke novelnya. Saya sih rekomen untuk bacaan santai, ringan, mengisi waktu nunggu (nunggu pesawat, kereta, pacar, anak sekolah) tapi saran saya jangan dipikir dalam-dalam. Hehehe. Buat koleksi okelah karena sifat ceritanya yang romantis-simpel dan bikin perempuan senyum-senyum (saya nggak tahu efeknya ke laki-laki yah). Jadi yang bikin novel ini asyik memang karena cerita dan dialognya yang ringan, romantis, riil, nggak neko-neko.
Tapi saya terganggu banget sama cara menulisnya. Hehehe. Walaupun saya bukan yang Indonesian-grammarzilla banget, tapi menurut saya cara menulis Ayah Pidi ini cukup ganggu dan terkadang malah bikin bingung sehingga saya harus baca ulang bagian yang sama. Bisi salah paham. Saya kasih contoh yaa..
"Pasti dia kecewa karena sudah merasa dibohongi, karena siapa pun dirinya adalah manusia yang hatinya tidak terbuat dari marmer"
Bagian 'siapa pun dirinya adalah manusia' itu salah satu dari sekian banyak susunan kata yang bikin saya pusing dan harus baca ulang karena ngerasa "hah?". Tapi itu mungkin soal selera juga sih.
Overall, bagus buat koleksi apalagi harganya gak mahal (saya beli versi ebook via Google Play Store harganya hanya Rp31.000,-). Lumayan kalau suatu saat bad mood bisa dibaca untuk mood boosting. Dan kalian cewe-cewe pasti naksir Dilan. Hahahaha.
Bob Dilan? gue suka sih. krik.
BalasHapusBahaha. Gue anaknya genarasi 1999 banget, taunya The Moffats.
BalasHapus