Seingat saya lagi, terakhir saya merayakan Hari Kartini secara simbolis, adalah pada saat kuliah, entah tahun berapa. Saat itu saya merayakannya dengan cara waktu SD dulu, memakai pakaian bertema kebaya. Tanpa tahu pasti, apa betul Kartini dulu hanya memakai kebaya? (Mungkin, sih, mengingat ada kebaya dengan model Kartini)
Sekarang, tidak ada yang terlalu spesial. Kecuali saya kembali harus ingat bahwa masih banyak pertanyaan-pertanyaan mengenai perempuan, baik dari segi agama maupun sudut lain, yang belum berhasil saya temukan jawabannya. Dan setiap tanggal 21 April atau menjelang tanggal itu, saya selalu diingatkan. Mudah-mudahan tahun ini pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan terlupakan begitu saja. Amin.
Dan ada satu hal yang sangat saya ingat berkenaan dengan Hari Kartini ini. Sesuatu yang saya dapatkan setahun lalu, dan membekas dalam hati saya namun jejaknya hilang bersama ponsel lama saya yang pergi entah kemana. Seingat saya, baru itu saya memperoleh ucapan di Hari Kartini dengan begitu resmi, beserta ucapan doa pula.
Katanya:
'Selamat Hari Kartini, Kartika. Semoga besar jugalah cita-citamu bagi Indonesia.'
Seingat saya juga, saat itu saya duduk di dalam bis Lingkar Mega Kuningan. Dan saya tersenyum lama. Bukan senyum tersanjung, tapi senyum semangat. Dia melihat saya sebagai bagian dari kelompok besar yang disebut Indonesia. Berbeda, jika dibandingkan ucapan lain, yang hanya melihat saya dari perspektif 'menjadi perempuan seharusnya (baca: kebanyakan)'.
PS:
Kalau kamu juga baca ini, maaf ya, kalau kata-kata ucapannya ada yang salah. It has been a year. Mohon dimaklumi :)
PS:
Kalau kamu juga baca ini, maaf ya, kalau kata-kata ucapannya ada yang salah. It has been a year. Mohon dimaklumi :)
Saya excited banget mau riset untuk tulisan besok siang, tentang perempuan tentunya. Karena, sekali lagi, saya nggak bisa menyelami pikiran laki-laki :) hope the next writing will be more scientic ;)
BalasHapus