Sabtu, 28 Mei 2011
Born This Way dengan Sensor
Tahu lagu Born This Way-nya Lady Gaga? Seorang teman muda kekeuh memperkenalkan kepada saya lagu ini, bahkan membacakan liriknya di depan saya via browser ponsel pintarnya. Saya jadi suka. Betul kata teman saya, lirik lagu itu sangat kuat dan insipiratif. Positif. Walaupun ada bait yang menarik, karena pasti mengundang kontroversi di beberapa sudut benua. Perhatikan baitnya:
No matter gay, straight, or bi,
Lesbian, transgendered life
I'm on the right track baby
I was born to survive
Dalam lagu, Gaga berusaha mengedepankan bahwa apapun kita, gimanapun wujud kita, we all were born this way by the creation of the perfect H.I.M. Dengan gamblang Gaga menyebutkan tidak ada yang salah dengan ciptaan Tuhan, termasuk manjadi lesbian ataupun kaum transjender.
Seorang teman yang bercita-cita akan tegaknya Hak Asasi Manusia pun tidak setuju jika masih ada manusia yang memicingkan mata terhadap kaum diatas. Homoseksual dan transjender merupakan kelompok yang berbasis sama dengan manusia lain, sama-sama manusia, dan punya hak asasi yang tidak berbeda sama sekali. Karena dalam pengertian HAM yang sebenar-benarnya, tidak ada pengecualian. Kalaupun ingin menyebut homoseksual dan transjender sebagai penyakit, pertanyaan selanjutnya adalah apakah mereka ingin disembuhkan? Karena kasusnya akan sama dengan penderita penyakit lain, buta misalnya. Apakah dengan dia tidak mau didonor mata sehingga akan tetap buta, maka berkurang unsur dirinya sebagai manusia? Kan, tidak. Hak asasinya tetap harus ada, sepanjang belum menjadi berkaki empat, bertanduk, bermoncong dan berbulu lebat.
Saya setuju dengan itu.
Lalu, saya tertarik dengan serial remaja, Glee. Dalam serial itu, diceritakan salah satu tokonya adalah seorang homoseksual. Reaksi saya kali ini berbeda. Saya tidak bisa sepenuhnya setuju seperti kasus di atas. Ini kasus khusus menurut saya. Apalagi mengingat pasar serial Glee adalah remaja di bawah usia cakap menurut UU Perkawinan, salah satunya adik bontot saya yang baru 12 tahun dan adik sepupu saya yang baru 15 tahun.
Bagi saya, semua yang dijabarkan Gaga dalam Born This Way sama sekali tidak masalah. Bahkan itu sangat bagus untuk membentuk imej yang baik bagi kaum-kaum tertentu yang secara sosial sering terlanjur dicap tidak baik oleh komunitas. Saya pun tidak keberatan jika para homoseksual dan transjender ini muncul terang-terangan di muka publik atau bahkan ada di televisi.
Satu yang saya harapkan bisa dilakukan: penyensoran atas hal-hal tersebut bagi anak-anak.
Anak-anak termasuk ke dalam golongan kelompok 'ringkih' sehingga dibutuhkan perlindungan khusus terhadapnya, dapat dilihat dari bagaimana sebuah undang-undang khusus anak-anak dibuat di Indonesia. Bahkan ada komisinya. Mengapa ringkih? Karena mereka, secara psikologis, sedang berada dalam tahap perkembangan pola pikir dan mempunyai daya absorpsi tinggi tanpa saringan. Belum lagi gejolak hormonal yang memicu kelabilan. Atau ditambah dengan kecenderungan mereka untuk mengikuti tren. Karena hal-hal diatas dan banyak hal lain yang diluar jangkauan pengetahuan saya, anak-anak perlu dilindungi. Perlu ada sensor mengenai kelompok masyarakat tertentu sebelum suatu hal disuguhkan di hadapan anak-anak. Bagi saya, suguhkanlah anak-anak dengan hal-hal yang sifatnya standar, berlaku sangat umum dan general. Saat dewasa dan sudah matang berpikir, mereka akan sudah punya dasar yang kuat dan mampu menelaah lebih jauh isu-isu yang beredar di sekitarnya.
Sangat tidak lucu, menurut saya, kalau seorang ABG laki-laki yang kemayu malah terdorong untuk menyatakan diri homoseksual, karena kebanyakan nonton Glee, bukan karena panggilan jiwanya sendiri. Padahal, sepuluh tahun kemudian, si anak jadi tentara gagah dan beranak lima. Masih bagus dia masih bisa kembali ke keinginan asasinya. Bagaimana kalau terjebak selamanya dalam mindset pergaulan?
Pendapat serupa juga saya tujukan untuk isu pornografi. Anak-anak jangan kena pornografi. Kalau sudah cukup umur, ya, mau gimana lagi :)
Saya setuju dengan lirik Born This Way. Tapi, Born This Way dengan sensor.
Mohon maaf atas kedangkalan akal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar