Senin, 02 Mei 2011

Selamat Dua Puluh Lima Tahun


Ada beberapa perasaan mengenai kata-kata itu. Ulang tahun.

Ketika ulangtahun kelima, rasa hati mungkin sangat berdebar-debar. Excited. Apalagi kalau akan diadakan pesta di sekolah atau di rumah. Bibir tidak akan berhenti tersenyum manis, bahkan tertawa-tawa. Mood seolah-olah sangat baik. Tidak ada satupun yang mampu merusak, kecuali mengenai pesta itu sendiri. Hati tak sabar lagi menunggu setumpuk hadiah, meniup lilin ulang tahun dan kedatangan seorang badut! Ah. Rasanya ingin hari itu cepat sampai.

Ketika ulangtahun ketigabelas, hati sudah mengenal ketar-ketir ulang tahun a la anak seusia itu. Yang memenuhi pikiran adalah hal yang sedang tren saat itu, traktir. Membujuk mama-papa supaya diberi lebih uang dan bisa mengajak teman-teman makan di suatu tempat yang seru. Hal kedua setelah traktir adalah ditimpuki telur dan tepung. Tak jarang beberapa teman dengan sedikit sadis sanggup menyiram dengan air bekas cucian piring dari kantin. Ah. Rasanya antara senang dan tidak, menunggu hari itu cepat sampai.

Ketika ulangtahun ketujuhbelas, hati gegap gempita. SIM! KTP! Atau mungkin jam malam yang semakin molor. Beberapa berpikir tentang pesta sweet seventeen. Beberapa sedang berada dalam kegetiran pikiran untuk menghadapi kenyataan bahwa usia tidak lagi anak-anak. Ujian akhir, penentuan lulus atau tidak, pilihan jurusan kuliah, berpisah dengan teman-teman bermain. Semua hal 'dewasa' menghadang di depan mata. Ah. Rasanya cemas ketika hari itu semakin dekat.

Ketika ulangtahun keduapuluhlima, hati mulai banyak diam. Otak yang keras bekerja. Mau apa? Mau jadi apa? Bagaimana tahun depan? Bagaimana lima tahun lagi? Semua kegelimangan sebuah kata ulangtahun tampak hilang. Tidak peduli apakah ada hadiah. Tidak peduli apakah ada pesta. Doa dari semua kerabat saja sudah lebih dari cukup. Bahkan, teman yang melupakan tanggal ulangtahun pun sudah tidak terasa begitu menyakitkan. Biasa saja. Semua jadi biasa saja. Biasa jika dibandingkan dengan 1001 hal yang perlu dipikirkan, direnungi dan segera dilaksanakan. Pada usia ini, tidak mungkin hanya menjadi orang yang lebih tua. Tapi harus mampu jadi manusia yang lebih dewasa. Itulah yang membuat kepala menjadi pening kadang kala saat berpikir malam-malam ketika kantuk belum datang. Ah. Rasanya tak sabar hari itu datang, tak sabar menjadi manusia yang lebih dewasa.

Seperempat abad. Bukanlah waktu sekejap mata. Wajah sudah banyak berubah. Berat badan sudah naik terus atau naik-turun. Teman-teman dan kekasih sudah datang dan pergi. Isi kepala sudah jauh lebih penuh. Hati juga seharusnya sudah bisa lebih lapang. Lebih bijak.

Seperempat abad. Terlalu dini untuk menyerah dan menganggap semuanya terlanjur sudah. Your life begins at forty, remember?Dan tidak ada kata terlambat. Tidak ada kata sudah terlalu tua, kecuali untuk memakai setelan kaos distro, topi gaul, celana skinny dan kacamata Ray-Ban super besar. Kaki masih kuat berlari, lengan masih kuat mengangkat beban dan pundak pun masih kokoh untuk menanggungnya. Dua puluh lima tahun hidup membuatmu berlatih keras, bukan?

Maka,
Angkatlah dagumu. Langkahkan lagi kaki. Sungguh dua puluh lima bukan waktu untuk berhenti. Bolehlah istirahat sebentar, tapi jangan pernah berhenti dan berkata ini sudah usai. Doa selalu tercurah, semoga Tuhan melapangkan hati, pikiran dan jalan menuju apapun mimpimu.

Selamat dua puluh lima tahun.
Menjadi matang, menambah kegantenganmu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar