Selasa, 24 Januari 2017

About Me

Saya dilahirkan dengan nama Pritta Kartika Maulidina, pada hari Kamis tanggal 5 November 1987. Menjadi sulung dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan menjadikan saya... tepatnya, barang-barang saya, sering dipinjam adik-adik saya. Saya menjalani masa kecil sampai remaja di Ciputat, dulu Kabupaten Tangerang, sekarang Kota Tangerang Selatan. Dulu dibilang tempat jin buang anak, sekarang bahkan jin pun cannot afford even cuma untuk buang anak, karena harga tanahnya mulai menanjak tidak wajar semenjak BSD City membesar dan jadwal keberangkatan kereta commuter line diperbanyak. Untung saya masih sempat merogoh kocek (bank) untuk membeli sebidang rumah mungil dekat dengan rumah orangtua, dan ehm, mertua saya (iya, saya dan suami adalah tetangga dekat), sebelum harga semakin menggila.

Saya menikah pada Mei 2012 dan dipercaya oleh Allah SWT untuk mengandung, melahirkan dan mengasuh seorang anak laki-laki bernama Ishbir Marikelu, yang lahir pada Februari 2013.

Sekarang kesibukan saya adalah jadi istri, jadi ibu, mainan media sosial dan bekerja di salah satu perusahaan swasta di bilangan SCBD, Jakarta. Sementara suami saya, Rahasuna Andry Permana, mengaku berprofesi sebagai seorang advokat, di samping menjadi suami, bapak dan penggemar burung dara. Baginya, he is living his own dream. Saya? Saya ibu peri yang menjadikan mimpi orang jadi kenyataan :)

Ishbir, Buya dan Ibu


Review: Villa Dua Kamar di Aston Sentul

Sentul dan sekitarnya sepertinya mulai jadi areal yang jadi favorit para pemburu liburan kilat dari Jabodetabek, setelah Puncak yang mulai "asli-banget-serius-lo" macetnya. Bukannya mau jelek-jelekin daerah Puncak, tapi saya sih sekarang mikir tiga kali kalau harus liburan kesana, setelah liburan terakhir di Puncak tahun 2015 sukses nungguin dibukanya one-way arah turun Puncak sampai 3 jam. Ampun, dije!

Kenapa deh tiba-tiba ngomongin Sentul sang primadona destinasi liburan singkat? Karena saya punya geng sejak jaman kuliah yang (alhamdulillah) rutin liburan karena kami rajin menabung. Iyaaa, kami berlima nabung 100k setiap bulan untuk dipakai liburan, biasanya sih setahun sekali. Nah, selama ini, kami selalu liburan ke Bandung, padahal anggota geng (gengong!) yang tinggal di Jakarta (pinggir) yaitu saya dan Evita merasa iri dan pengen dong sekali-sekali liburan yang deket sama lokasi kami berdua. Akhirnya anggota geng basis Bandung, Nova, Neve (yang akhirnya absen ikut karena sedang nguber sidang thesis) dan Irien, setuju untuk liburan deket Jakarta. Balik lagi ke pertimbangan di awal, pilihan area liburan jatuh pada Sentul. Suasanya liburannya dapet dan tidak terlalu macet.

Pekerjaan rumah selanjutnya adalah mencari akomodasi yang asyik dan muat untuk ditinggali oleh total 6 dewasa dan 4 balita. Asyik menurut kami adalah punya kolam renang. Iya, karena anak-anak entah kenapa fetish banget sama kolam dan main air. So, biar aman dari bosan, harus cari akomodasi yang punya fasilitas kolam renang, kalau bisa villa dengan private pool supaya para emak nggak rempong nenteng balita dari kamar ke pool area :)

Dan berjumpalah kami dengan Aston Sentul yang ternyata punya vila 2 kamar yang bisa disewa! Ini kejutan sih buat saya, karena yang saya tahu, Aston hanya punya akomodasi dalam bentuk hotel, bukan vila. Tapi di Aston Sentul mereka menyewakan vila, dua kamar pula, dengan private pool juga! Uwooowww... saya dan temen-temen langsung jatuh hati dan berniat booking. Nah, proses bookingnya yang rada beda, nih dengan proses booking akomodasi liburan yang selama ini kami bisa lakukan hanya dengan klik. Khusus untuk vila dua kamar-nya, Aston Sentul hanya membuka pemesanan via telepon. Iya, rada rempong, hiks. Untungnya, pihak Aston Sentul sangat responsif terhadap telepon dan email dari saya. Jadi meminimalisir kerempongan, Kaks! :)

Kami menginap pada tanggal 17- 18 Desember 2016 di vila 2 kamar. Transportasi kesana menggunakan mobil pribadi dan to be honest saya enggak tahu gimana caranya kesana selain pakai kendaraan pribadi atau taksi :( Aston Sentul berada di kawasan Sentul City, jadi kalau kamu lewat tol Jagorawi, silahkan keluar di pintu tol Sentul City. Apakah macet? Iya. Macetnya biasa kok, menjelang pintu tol Cibubur aja. Selepas itu lancar dan aman terkendali.

Vila dua kamar Aston Sentul ini mempunyai 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, kolam renang pribadi, whirpool, ruang TV/keluarga dan dapur simpel.

Kamar Tidur dan Kamar Mandi
Terdapat 2 kamar tidur, yaitu sebuah kamar tidur utama dengan kasur ukuran 180 dilengkapi dengan esuite bathroom dengan fasilitas bath tub dan connecting door menuju tepi kolam dan whirlpool serta sebuah kamar tidur tambahan dengan dua kasur single dan ensuite bathroom berfasilitas shower (tanpa bath tub). Tidak ada kamar mandi yang terletak di ruang keluarga/umum yaa, semua kamar mandi berada di dalam kamar tidur. Setiap kamar tidur dilengkapi televisi, jadi total televisi di vila ini ada 3, termasuk yang ada di ruang keluarga.

Kamar tidur utama menurut saya sangat luas. Dengan tambahan 2 extra bed (iyaaa satu kamar masih muat untuk 2 extra bed dan sama sekali nggak umpel-umpelan), bisa cukup untuk 5 dewasa dan 4 balita tidur dengan nyaman, karena ada 1 sofa bed yang pantes kok untuk dipakai tidur.

Karena masih tergolong bangunan baru, kamar tidur dan kamar mandi di vila ini masih sangat rapih dan bagus. Oiya, vila dilengkapi dengan hair dryer dan setrikaan (berikut mejanya!), jadi nggak perlu repot bawa dua barang ini, sih (iya, saya bawa setrikaan portable kemana-mana mostly buat setrika kerudung, hehehe).

Ruang Keluarga dan Dapur
Menurut mas-mas di Aston Sentul, ruang keluarga dan dapur di vila 2 kamar ini memang lebih sempit daripada di vila 1 kamar. Kenapa? Karena ternyata ukuran keseluruhan bangunan vila 1 kamar dan 2 kamar adalah sama. Jadi, minusnya vila 2 kamar adalah ruangan keluarga dan dapur yang lebih kecil karena dibagi dengan kamar kedua. Sedangkan untuk vila 1 kamar, ruang keluarga dan dapurnya lebih luas karena tidak ada kamar kedua. Begitu.

Tapi menurut saya sih, cukup kok ruang keluarga di vila 2 kamar. Ada sofa yang masih oke buat tidur walaupun sepertinya bukan sofa bed.

Dan yang cukup penting bagi ibu-ibu adalah: dapur! Dapur di vila Aston Sentul adalah dapur yang sufficient untuk memasak ringan dan menghangatkan makanan. Panci tidak tersedia, jadi harus request ke pantry. Kompornya adalah kompor listrik, cukup rame pas mau nyalain karena kami semua super gaptek. Hihihi. Kalau mau bawa alat masak sendiri berarti harus alat masak yang kompatibel untuk kompor listrik ya. Peralatan makan juga disediakan di dapur, hanya tidak begitu banyak, sepertinya cukup untuk empat orang saja (sesuai kapasitas original vila).

Sehubungan dengan dapur nih, saya dan temen-temen mengakali dengan bawa makan siang berupa lauk matang dan magic jar dari rumah. Sampai vila, masak nasi pakai magic jar dan menghangatkan masakan pakai microwave. Oiya, bawa piring, gelas dan sendok plastik juga. Jadii, bisa makan siang hemat di vila :)

Ah, vilanya juga mempunyai teras untuk duduk-duduk santai yang menghadap ke danau di belakang vila. Lumayan buat kumpul-kumpul keluarga di udara segar. Sayang, kurang fasilitas BBQ (boleh dong Aston, ditambahin, hehehe). Dan ternyataaa, dari teras ini ada connecting door ke vila sebelah, yang merupakan vila 1 kamar (vila disusun berpasangan, jadi vila 2 kamar selalu bersebelahan dengan vila 1 kamar). Nah, buat yang merasa kurang dengan 2 kamar, bisa pesen 2 vila dengan total 3 kamar tanpa perlu khawatir terpisah terlalu jauh sama rombongan lainnya.

Kolam Renang dan Whirlpool
Areal luar bangunan vila terdapat teras dengan meja makan yang menghadap ke kolam renang pribadi dan whirlpool. Air di kolam sama sekali enggak dingin, kok, meskipun posisi vila ada di daerah Sentul (nggak  tahu mesti seneng atau khawatir sama global warming hahaha). Sayangnya, kolam renang cukup dalam untuk anak-anak, kira-kira 1,2 meter begitu juga dengan whirlpoolnya, walaupun di dalam whirlpool ada undakan untuk duduk sehingga lebih cetek airnya, tapi tetap saja agak ngeri kalau anak-anak nggak pakai bantuan ban renang. Tapi jangan khawatir, masih ada bath tub untuk sarana main air anak-anak yang lebih aman dan bebas pegal bagi mamak dan bapaknya :)

Hiburan Lain
Selain kolam renang privat dan whirlpool, Aston Sentul menjagokan sebuah danau buatan yang berada persis di belakang vila dan menghadap ke gedung hotel. Jadi, kompleks vilanya terpisah dari gedung hotel. Penyewa vila jika ingin sarapan ke gedung hotel bisa menggunakan perahu yang disediakan di dermaga danau buatan kemudian menyebrang ke dermaga gedung hotel. Menarik banget sih idenya. Untuk penghuni vila, gratis biaya penyebrangan danau dengan menggunakan perahu, tapi kalau mau muter-muterin danau dikenakan biaya IDR30k/orang.

Di kompleks vila di hari Minggu juga terdapat pasar durian. Sayangnya saya enggak cobain, karena di antara kami semua enggak ada yang bisa memilih mana durian bagus dan kurang punya nyali untuk gambling.

Ada satu fasilitas yang sebetulnya bukan ditujukan untuk menghibur tamu, tapi buat saya dan Ishbir, anak saya, fasilitas ini seru banget, yaitu boogey car alias mobil golf yang digunakan untuk mengantar tamu vila dari lobby hotel ke kompleks vila. Jadi, ketika akan check ini, saya dan Evita beserta dua balita, Ishbir dan Reysa, mengurus keperluan check ini dan kemudian menuju vila menggunakan boogey car sementara suami saya dan temen-temen lain mengikuti di belakang menggunakan mobil. Seruuu :)

Boogey car yang anterin kita dari lobby hotel ke villa :)
Ini teras depan plus areal meja makan

Private pool dan whirlpool

Pulang sarapan dari gedung hotel pakai perahu ke dermaga kompleks vilaaa

Whirlpool :)
Kamar utama

Kasur di kamar utama

Pintu masuk vila langsung menuju areal ini

Whirlpool dan yang di pojok itu akses menuju kamar mandi di kamar utama

Kamar mandi di kamar kedua

Kamar kedua

Ruang keluarga dan pintu akses ke teras yang menghadap danau buatan
Overall, Aston Sentul memuaskan sih untuk liburan singkat, karena dekat, tidak terlalu macet dan komplit!

Telp. Aston Sentul 02129098888
Instagram Aston Sentul @astonsentul


Love,
Tita

Review: Lomoto Terrace Studio

Papa saya mempunyai 3 orang saudara kandung, perempuan semuanya, dari ayah dan ibu yang sama. Anak pertama yang biasa saya panggil dengan panggilan Wo Ani, anak kedua adalah Papa saya sendiri, anak ketika Te Iin dan anak bungsu Te Ima. Dari persaudaraan seibu-sebapak ini, lahir empat belas cucu, yang 12 diantaranya perempuan dan hanya ada 2 laki-laki :)

Beberapa minggu lalu, Te Ima menggagas ide untuk foto studio bersama seluruh cucu dari Gaek Ahmad St. Saidi dan Nenek Aminah (ini adalah nama kakek dan nenek saya, ayah dan ibu Papa saya). Kami, para keponakan, sih, seneng aja disuruh foto. Apalagi kalau fotonya oke dan bisa dipost di media sosial. Agar kekinian! :)

Tak dinyana, terutama bagi saya yang tumbuh narsis ala studio foto di Bandung dan sangat akrab dengan Jonas Photo, foto studio di Jakarta (ehm, Jakarta pinggir tepatnya) ternyata enggak begitu ekonomis. Hiks. Salah satu studio foto menawarkan harga 1 juta rupiah untuk foto dengan jumlah model maksimum 10 dan untuk tambahan model dikenakan biaya 100k per orang. Artinya, kami harus mengeluarkan kocek foto 100k/orang. Apesnya bagi para kakak sulung adalah kalau harus jajanin adik-adiknya. Kempes deh kantong :(

Akhirnya kami putar otak. Gimana caranya bisa foto studio ciamik dengan bujet lebih murah. Jonas Photo di Summarecon Mal Serpong sempat jadi opsi sih. Ada beberapa paket yang menarik buat dicoba yang saya dapat infonya dari sini. Namun, setelah diobrolin, ternyata jiwa fotomodel profesional kami berontak! Maksudnya, kami nggak pengen jumlah posenya dibatasi. Bahahahaha. Maunya sesuka hati sampai cangkeul baru berhenti foto. Kikikikik. Kemudian diputuskanlah untuk mencari studio foto yang disewakan dan setelah mempertimbangkan harga dan lokasi studio, pilihan kami jatuh pada Lomoto Studio Terrace.

Lomoto Studio Terrace ini salah satu studio yang dipunya Lomoto Studio yang berlokasi di Sawangan. Kebetulan 14 sepupu ini tinggal di areal Ciputat, Pondok Cabe dan Depok, jadi Sawangan is quite near from all of our neighborhood. Kami menyewa studio di lantai 2 yang luasnya 4x8  meter (kurang lebih) dan memiliki tema shabby chic. Iyaaa, Lomoto Studio ini "jualannya" adalah studio foto tematik. Kalau di Lomoto Studio Terrace lantai 3 ruangannya lebih luas dengan tema semi outdoor (red bricks wall) dan harga lebih mahal dari lantai 2 tentunya. Nah, untuk harga, sewa studio foto Lomoto Studio Terrace lantai 2 untuk waktu 3 jam (minimal) adalah IDR500k. Jika peserta kamu lebih dari 20 orang, maka Lomoto mengenakan harga IDR900k untuk biaya sewanya. Lebih mahal karena dari pihak Lomoto akan menyediakan ruangan ganti dan AC tambahan. Begitu katanya.

Eh, terus sewa studio aja? Nggak ada fotografernya? Iyaaaa. Itu toktok cuma untuk sewa studio dan perlengkapannya. Yang motret? Suaminya salah satu sepupuku, ahahaha, jadi lumayan nggak ada biaya tambahan  yang perlu keluar untuk jasa fotografer. Eh, tapi saran saya sih yang motret biarpun bukan fotografer profesional banget tapi harus paham lighting studio foto dan editing ya. Kalau enggak, takutnya waktu sewa studionya kebanyakan buat coba-coba lighting :(

Naah, berikut beberapa foto yang diambil di Lomoto Studio Terrace. Oh iya, total "kerusakan" untuk foto-foto kali ini adalah IDR54k per orang! Berasaaa banget deh hemat 50% dari bujet foto studio sebelumnya. Itupun udah ditambah biaya sewa kamera yang ciamik (tapi sayang saya nggak tahu dimana sewa kameranya).

Gambar oleh: @arvitophotography
Lomoto Studio Terrace juga punya background polos dengan berbagai pilihan warna :)
Gambar oleh: @arvitophotography
Gambar oleh: @arvitophotography
Dapet bonus foto berdua Ishbir. Rejeki anak soleh yaa :)
Gambar oleh: @arvitophotography

Lomoto Studio Instagram @lomotostudio


Love,
Tita

Jumat, 20 Januari 2017

Contact

Hai, please feel free untuk kontak saya via:

pritta[dot]kartika[at]gmail[dot]com

:)

Kamis, 05 Januari 2017

Review: Legok Kondang Lodge Glamping di Ciwidey

Sebagai prolog,

Saya baru tahu kalau metode menambahkan foto ke dalam blog post sekarang amat mudah karena bisa mengakses juga file foto pada Google Photos (backed  up from your smartphone). YEAY! Jadi lebih gampang dong, ndak perlu masupin poto dulu ke PC kemudian upload. Harusnya saya nggak punya alasan lagi untuk malas ngeblog. Ya ya ya?

Oke. Blog post pertama di tahun 2017 ini saya putuskan akan bertema "liburan" dengan harapan (drumroll....) di tahun 2017 akan banyak jalan-jalan. Amin!

Sebenarnya, yang akan diulas dalam postingan kali ini adalah liburan yang sudah dilakukan berbulan-bulan lalu, tepatnya tanggal 22-23 Oktober 2016. Tujuan liburan adalah tempat glamping (glamour camping) yang sudah saya idam-idamkan untuk dikunjungi sejak 2014: Legok Kondang Lodge yang berlokasi di Ciwidey, Jawa Barat. Bagi yang bingung, Ciwidey ini dua jam dari Kota Bandung, tepatnya menuju ke arah Situ Patenggang. Dengan bantuan Google Maps atau Waze, dijamin sampai. Karena sayapun demikian :)

Gimana Yah Kesananyah

Saya, tiga orang teman kantor, seorang asisten rumah tangga dan anak saya, si Ishbir, pergi dengan menggunakan kendaraan pribadi dengan saya sebagai supir utama dan satu-satunya (fiuh). Karena sharing cost dengan tiga teman kantor tadi, jadi biaya transportasi enggak terlalu bikin sedih. Kurang lebih isi bensin full tank 2 kali (ketika berangkat dan akan pulang) dan biaya tol PP (mungkin sekitar IDR140.000 untuk kendaraan kecil). Rutenya persis seperti akan ke Bandung, hanya saja untuk ke Ciwidey saya sarankan dengan sangat untuk keluar di pintu tol Kopo, kecuali kamu berniat jalan-jalan (atau menikmati rudetnya lalu lintas) di dalam Kota Bandung. Selepas keluar pintu tol Kopo, disinilah peran Google Maps atau Waze, karena sayapun enggak hapal arah-arahnya :) Eh iya, kalau Waze menganjurkan lewat jalur yang "aneh", diikutin aja. Karena jalur ke Ciwidey dari Kopo itu relatif macet dan rudet, sehingga jalur alternatif yang diberikan Waze sangat membantu.


Naik kendaraan pribadi ini cukup memakan waktu lama dan menguras stamina supir (hiks). Perjalanan memakan waktu sampai dengan 5 jam. Itupun dengan menggunakan mental supir travel dan bis AKAP ketika di jalur tol Purbaleunyi dan Cikampek. Kalau ikutan antri manis kayak bebek, mungkin bisa 6 jam :( Jadi, kalau bawa anak balita, bisa dipersiapkan segala sesuatunya supaya balita ndak bosan. Ishbir sih saya sogok nonton YouTube, meskipun mamaknya ini harus merelakan kuota 1 GB terpakai sepanjang perjalanan PP rumah-Ciwidey

Sampai di Legok Kondang, mobilmu nggak akan parkir persis di areal mereka, tapi parkir di halaman rumah penduduk sesuai instruksi dari mas-mas Legok Kondang. Setelah parkir, akan ada mobil yang menjemput kamu beserta seluruh bagasi dan mengantarkan ke areal glamping. Jadi, kalau  bawa mobil pribadi, siapkan mental untuk parkir jauh dari tempat menginap ya. Jangan lupa kunci setir, walaupun saya yakin aman sih. Di areal glamping saya sempat lihat beberapa mobil parkir. Mungkin bisa ya parkir langsung di lokasi,  hanya saja keterampilan menyetirnya harus oke sih, karena jalannya berbatu, curam dan licin. Saya sih mending parkir di bawah, demi keamanan bersama dan menghindari merusak mobil sendiri :)

Mobil jemputannya kayak gini, nih.
Kalau enggak naik kendaraan pribadi dan kamu dari Jabodetabek, bisa menggunakan transportasi jenis apapun yang bisa mengantarkan sampai Kota Bandung. Pilihannya banyak yah, mulai dari travel sampai kereta. Tapi kalau saya baca dari web ini sepertinya enakeun naik kereta kemudian menuju Kopo untuk lanjut naik mobil Elf tujuan terminal Ciwidey dan lanjut angkot warna kuning arah Kawah Putih. Legok Kondang lokasinya sebelum Kawah Putih, jadi pasti ngelewatin.... gangnya aja. Iyaaahh, cuma lewat depan gangnya ajah. Makanya kudu janjian sama mas-mas dari Legok Kondang. Nggak usah malu atau sungkan karena mereka helpful dan sabar banget kok jawab pertanyaan bawel kita. Hahahaha.

Berapa Harganya?

Kami menyewa tenda tipe Deluxe Tent seharga IDR1.200.000 dan karena Deluxe Tent kapasitasnya hanya 4 orang, kami tambah 1 extra bed seharga IDR500.000. Oiya, Deluxe Tent okupasinya dibatasi hanya sampai maksimum 5 orang.


Gimana sih Tendanya?

Akomodasinya sebetulnya nggak full tenda. Bangunannya dibuat dari kayu dengan dinding setinggi 1 meter dan sisa dinding serta atap dibuat dari kain tebal (sejenis kanvas, mungkin?). Supaya nggak langsung terkena air hujan, seluruh tenda dibuatkan sejenis kanopi dari bahan membran. Jadi, dijamin aman, nyaman dan nggak ringkih. Luas tenda mungkin sekitar 5x8 meter ya, saya kurang tahu persisnya, tapi sangat layak untuk dihuni 5 orang dewasa dan 1 anak balita. Legaaaa. Kasurnya terdiri dari 1 kasur king size dan 3 kasur ukuran single (kalau nggak nambah extra bed, kasur single hanya disediakan 1 ya) . Masing-masing kasur sudah dilengkapi dengan selimut. Di dalam tenda terdapat kamar mandi sangat layak, tertutup dan dilengkapi fasilitas pemanas air. TV juga tersedia dengan sambungan ke cable TV tapi seingat saya kurang interaktif ya pilihan channelnya jadi saya sangat menyarankan untuk membawa flash drive berisi film-film seru untuk ditonton bersama atau sekalian bawa DVD player. 


Begini kurang lebih suasana Deluxe Tent. Yang di belakang itu bagian belakang yang menghadap kolam, bukan pintu keluar.
Deluxe Tent tampak dari bagian belakang ke arah pintu keluar. Luas kan?

Dingin Nggak Disana?

Jawabannya: dingin banget! Apalagi kami berkunjung di periode hujan, jadi sepertinya dinginnya makin menjadi. Cuaca dan suhu dingin ini yang membuat kami banyak berada di dalam tenda. Itulah kenapa saya rekomen bawa film, karena lumayan garing juga kalau hanya diam di dalam tenda, perlu ada alternatif hiburan.


Meskipun disediakan selimut di setiap kasur yang seharusnya cukup menghangatkan semua orang, tapi karena dingin banget saya menyesal tidak menurunkan bed cover dari mobil. Pasti akan jauh lebih nyaman tidur dengan selimut dobel :)

Disana Ngapain Aja?

Seperti yang sebelumnya saya ceritakan, kebetulan saat menginap di sana cuaca mendung dan hujan. Jadi hampir ndak ada yang bisa dilakukan. Jika cuaca cerah, sebetulnya bisa jalan-jalan sekitar areal glamping yang luas, bisa ikutan BBQ malam hari dan ada spot fotogenik sejenis dermaga yang ada di bibir tebing di areal atas glamping. Seru! Dengan cuaca yang gloomy selama di sana, kami cuma sempat mencicip BBQ dan malam di lapangan di depan tenda (paket BBQ IDR95.000/orang, harga makanan lainnya menurut saya sih affordable dan rasanya enak) dan jalan-jalan sebentar di pagi hari setelah sarapan. Jalan-jalan ke dermaga tebing ituuu. Pas sampai di atas, baru tahu ternyata itu sejenis sunrise balcony, bisa nonton matahari terbit kalau saja cuaca cerah. Sayang, deh. Padahal tempatnya asik, instagrammable dan ada tempat buat duduk-duduk sambil ngopi dan ngemil pisang goyeeengg~~ Ini mah tandanya harus ke sana lagi ketika cuaca cerah (alasan).


Ini sunrise balcony-nya! Sayang cuaca gloomy dan berkabut, padahal gambar diambil pukul 9 pagi, lho
Suasana makan malam di halaman depan tenda
Makan Siang Dimana?

Waktu awal arrange itenerary, saya cukup susah memperoleh referensi tempat makan yang oke di sekitar Legok Kondang Lodge ini. Hanya ketemu satu tempat makan yang lagi happening sekali, yang kebetulan juga masih satu manajemen dengan Legok Kondang Lodge, berlokasi di tepi Situ Patenggang bernama Phinisi Resto. Di areal Phinisi Resto ini juga ada glamping-nya, lho. Kapan-kapan pengen coba sih, tampaknya seru karena di tepi Situ Patenggang.


Phinis Resto tampak depan.
Kami makan di Phinisi Resto hari Sabtu sebelum check in ke Legok Kondang. Tiba di sana pukul 1 siang dan sudah lapaaaarrr sekali. Sayang, resto sangat penuh dan cukup sulit mendapatkan meja untuk makan. Menu di restoran ini adalah masakan Sunda dan ada opsi cemilan seperti pisang bakar tapi saya belum sempat coba, sih. Overall, rasa masakan enak. Hanya kebersihan resto dan kesigapan awaknya kurang menurut saya. Saran saya sih, kalau mau makan siang disini jangan datang dengan kondisi perut lapar, supaya nggak terlalu emosi menunggu meja kosong :) Dari sisi harga, bagi saya masih affordable, kira-kira IDR50.000 per orang. Tapiii, pemandangannya memang worth the wait sih, bagussnyaaaa~~~



Hari Minggu setelah check out, kami harus makan siang dulu sebelum "turun" ke Kota Bandung. Karena saya nggak punya referensi apa-apa, akhirnya cek ke Google Maps dan memutuskan untuk makan di Restoran Saung Gawir karena lokasinya paling dekat dengan Legok Kondang. Dan hasil pilihan random nan mendadak ini ternyata... sangat memuaskan! Makanannya enak, disajikan cepat, meja dan saung makan banyak sehingga nggak perlu antri padahal pengunjung banyak dan tepat di waktu makan siang serta harga yang sangat bersahabat. Kalau ndak salah ingat, kami makan berlima dengan 1 balita hanya habis kurang lebih IDR360.000.

Makan siang di Saung Gawir, Ciwidey
Gimana sih Secara Keseluruhan?
Liburan di Legok Kondang Lodge dan areal Ciwidey menurut saya sih recommended. Akan lebih asyik lagi kalau waktunya diperpanjang minimal jadi 2 malam. Pasti lebih seru, bisa eksplor Situ Patenggang dan Kawah Putih. Jarak yang jauh mungkin bisa diakali dengan pergi di hari kerja, supaya jalanan nggak terlalu macet dan supir bisa menghemat energi (untuk injek kopling, hahahah). Cocok untuk liburan dengan anak-anak mulai usia balita yang sudah cukup mandiri. Kalau anaknya masih under 2 tahun mungkin akan lebih melelahkan buat yang asuh ya, apalagi areal di Legok Kondang Lodge berkontur naik turun, banyak undakan, bebatuan dan selokan. Kalau bayi dibiarkan lepas kesana kemari, takutnya ada potensi cidera.

Oh iya, di Legok Kondang Lodge nggak ada kolam renang yaaa. Jadi, atraksi anak-anak hanya camping ground yang luas dan bisa untuk mereka berlarian dan api unggun di malam hari (anak saya seneng banget lihat api unggun). Akan sangat membantu kalau orangtua membawa beragam mainan dari rumah, seperti sepeda, bola atau mungkin sekalian bawa kolam pompa  yang kecil untuk anak-anak main air (kalau mereka tahan dinginnya yaaa, hihihihi).

Sekian cerita liburan atau jalan-jalan saya, semoga jadi referensi yang memudahkan kamu buat memutuskan untuk liburan di Legok Kondang Lodge atau areal Ciwidey ya!

Lots love,
Tita



Mobil jemputan yang dijamin mumpuni menempuh medan menuju Legok Kondang Lodge.
Di belakang kami itu areal camping ground untuk Deluxe Tent.
Deretan Deluxe Tent tampak dari Resto. Ini bagian belakang tenda yang menghadap ke kolam.